PESONA DI ANGKASA RAYA
(GLORY IN THE HEAVENS)
HARUN YAHYA
DAFTAR ISI
(CONTENT)
PENDAHULUAN
BAB 1: PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Ketika
Alam Semesta Belum Ada
Big
Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
Keteraturan
yang Muncul dari Suatu Ledakan
Al
Qur’an Memberitahu kita tentang Alam Semesta
BAB 2: ALAM SEMESTA
Galaksi
Bima
Sakti
Bintang
Sistem
Tata Surya
Matahari
Gaya
Tarik Gravitasi Matahari
Planet-Planet
Benda
Langit Lainnya
BAB 3 : BUMI
Bumi
Kita Yang Sangat Seimbang
Letak
Bumi di Alam Semesta
Suhu
Bumi
Ukuran
Bumi dan Perlindungan Terhadap Benda Langit
Lautan
dan Samudera
Gunung-Gunung
yang Memuntahkan Magma
Atmosfer
Atmosfer yang Tepat
Untuk Hidup
Awan
yang Bergantungan
Ukuran
Air Hujan
Pelangi
Yang Berwarna Warni
Bulan
yang Menerangi Gelapnya Malam
Siang-Malam
dan Musim-Musim
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Pernahkah
kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu
memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih
sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami
terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa
jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu
tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi
seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan
terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah
bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu
pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan
betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika
dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin
kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir debu
jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.
Anak-anakku!
Sekarang bayangkan tentang bumi kita, sebutir debu di alam semesta yang tak
terhingga. Setiap hari kamu bangun di rumah yang berada diatas bola bulat ini.
Jalanan menuju sekolahmu-pun dibangun di atasnya.
Sekarang
coba pikirkan! Jika kamu meletakkan mobil-mobilan di atas sebuah bola yang kamu
pegang, dapatkah ia terus berada disana? Tentu saja tidak. Namun saat ini kamu
menghabiskan seluruh hari-harimu di atas planet yang bulat ini, bermain dan
bergembira bersama kawan-kawan tanpa tergelincir!
Sekarang,
pikirkan tentang matahari. Bagaimana bisa kamu menghangatkan diri, dan dari manakah
cahaya itu bisa datang tanpa bola api kuning tersebut? Akankah kamu dapat pergi
berenang dan mandi? Akankah kamu dapat berekreasi bersama keluarga atau
kawan-kawan sekelasmu? Pasti tidak bisa! Kamu tidak akan mampu melakukan
apapun, karena tanpa matahari tidak akan ada kehidupan di atas bumi. Bahkan
tidak hanya tanam-tanaman, pepohonan, burung, serangga dan binatang peliharaan
yang kamu sayangi saja, tapi juga Ibu, Ayah, kawan-kawan, saudara-saudara, dan
bahkan dirimu sendiri tak akan pernah ada jika tanpa adanya matahari.
Kedua
contoh mengenai bumi dan matahari tadi menunjukkan betapa penting benda-benda
angkasa beserta sifat-sifatnya bagi kehidupan kita. Akan kami tunjukkan banyak
contoh-contoh serupa yang menarik di dalam buku ini. Kamu tentu harus berbagi
tentang apa yang kamu pelajari ini kepada ibu, ayah, keluarga, dan
teman-temanmu. Mereka pun akan senang untuk mempelajari hal-hal yang merangsang
pikiran tersebut.
Ketika
kamu membaca buku ini, kamu akan melihat bahwa Allah yang menciptakan kita,
telah menciptakan alam semesta ini beserta seluruh isinya. Kamu pun akan
melihat bahwa Allah telah menciptakan bulan, matahari, bumi dan seluruh isi
alam semesta agar kita dapat hidup dengan nyaman dan menyenangkan, dan sebagai
ujian dan cobaan bagi kita.
Kini,
ayo kita mulai perjalanan menakjubkan menjelajahi alam semesta.
BAB
1: PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Pernahkah kamu
berpikir tentang bagaimana alam semesta yang tak berujung ini dapat muncul?
Bagaimana bisa bumi, matahari, bulan serta bintang-bintang yang berukuran
sangat besar tersebut terjadi? Apakah kamu tahu bahwa alam semesta ini penuh
dengan benda-benda menarik seperti halnya bumi, bulan dan matahari? Tahukah
kamu bahwa ada suatu keseimbangan di alam semesta ini yang menjadikannya tepat
bagi kehidupan?
Mari kita mulai
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, dan bagaimana Allah menciptakan
alam semesta ini.
Ketika Alam Semesta Belum Ada!
Pada
jaman dahulu kala, pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah
terbatas. Peralatan untuk meneliti angkasa tidaklah secanggih sekarang. Karenanya,
kadangkala manusia berpikir yang aneh-aneh tentang munculnya alam semesta.
Pendapat bahwa alam semesta itu ada dan selalu ada merupakan yang paling
“lucu”. Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati
angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta
ini tak memiliki permulaan, namun telah ada dan akan terus ada selamanya.
Tentu
saja itu tidak masuk akal! Rumah dan juga sekolahmu dibangun pada suatu waktu
tertentu. Bahkan tulisan yang sedang kamu baca ini pun ditulis pada suatu waktu
tertentu. Seperti halnya kamu, ibu dan ayahmu memiliki hari lahir. Berarti
segala sesuatu baik benda hidup maupun tidak, muncul pada waktu tertentu. Pernyataan
“alam semesta tidak memiliki asal mula, karena ia selalu ada”, sangatlah
menggelikan. Tak seorangpun mempercayai pernyataan tersebut sekarang.
Kami
akan memberimu sebuah contoh: suatu pagi kamu berjalan ke sekolah, anggap kamu
memalui jalan lain dan menemukan sebuah patung. Apa yang kamu pikirkan? Tentu
kamu akan berpikir, “seorang pemahat telah membuat patung tersebut dan
menaruhnya disitu,” benarkah demikian? Bagaimana kalau ada seorang kawanmu yang
berkata, ”Tidak, patung ini selalu ada di sini, tidak ada seorangpun yang
memahatnya.”? Mungkin kamu akan berkata padanya, “Jangan bercanda! Setiap karya
seni pasti ada yang membuat!” Iya kan?
Orang-orang
yang menganggap bahwa alam semesta ini selalu ada memiliki pikiran yang lebih
menggelikan daripada kawanmu yang mengatakan bahwa patung itu memang selalu ada
di sana. Sebuah patung hanyalah batu yang dipahat, sedangkan alam semesta
memiliki banyak sekali benda-benda langit dan sistem yang jauh lebih rumit dan
ruwet daripada sebongkah batu.
Berkat
penemuan astronomi, semakin jelas pula kesalahan pernyataan bahwa alam semesta
selalu ada. Penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa, sebagaimana benda lainnya,
alam semesta pun memiliki asal mula.
Orang
pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal mula adalah seorang
astronom yang bernama Edwin Hubble. (Ingat ya, astronom adalah orang yang
mempelajari ruang angkasa, bintang, dan galaksi). Pada suatu hari di tahun
1929, dengan menggunakan teleskop berukuran raksasa, ia mendapati bahwa
bintang-bintang itu bergerak.
Gerakan
mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus menerus bergerak
menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling menjauh satu dengan
lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta bergerak saling
menjauh satu sama lain berarti alam semesta terus-menerus bertambah besar.
Belum
genap seratus tahun manusia memahami hal tersebut. Sekarang, semua ilmuwan
sepakat bahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh satu sama lain
sebagaimana mereka juga bergerak menjauhi bumi.
Pergerakan
bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat penting mengenai
penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang-bintang saling menjauh satu
dengan yang lainnya menunjukkan bahwa dahulu kala mereka itu saling berdekatan.
Menurut para ilmuwan, 15 milyar tahun yang lalu alam semesta merupakan suatu
titik tunggal sebesar ujung jarum. Alam semesta kita ini muncul ketika titik
kecil tadi meledak.
Sekarang
ayo kita tuliskan apa saja yang telah kita ketahui:
Ø Bintang-bintang terus-menerus bergerak
Ø Bintang-bintang selalu bergerak menjauhi kita
Ø Jika kita dapat memutar mundur waktu, kita akan melihat
bahwa bintang-bintang tersebut akan terus saling mendekat. Hingga
akhirnya seluruh alam semesta berkumpul dalam suatu titik.
Jika
kita lanjutkan terus, titik tersebut akan menghilang. Berarti alam semesta
muncul dari sesuatu yang tidak ada: Allah telah menciptakannya.
Mungkin
kamu akan lebih memahami makna “ketiadaan” dengan menjawab tiga pertanyaan
sederhana berikut ini:
1.
Berapa usiamu
setahun yang lalu?
Kamu mungkin menjawab “setahun
lebih muda.”
2.
Jika kamu menghitung
mundur usiamu dari tahun ke tahun, umur berapa yang terakhir kamu dapatkan?
Jawabanmu pastilah “satu.” Setahun
setelah kelahiranmu, kamu berusia satu tahun. Ketika kamu dilahirkan tentunya
kamu belum memilioki usia. Jadi bisa dianggap sebagai “usia ke nol.”
3.
Pikirkan sejenak
tahun sebelum kamu dilahirkan! Berapa usiamu saat itu? Dimana kamu saat itu?
Seharusnya
kamu jawab dengan mengatakan, “Aku tidak ada di sekitar itu.”
Kamu
tidak ada sebelum ibumu hamil.
Jika
kita juga memutar mundur waktu untuk badanmu, kamu akan tahu bahwa badanmu pun
akan hilang diakhir putaran waktu. Setiap kita kembali ke masa lalu, badanmu
akan mmengecil dan menjadi lebih kecil lagi, sampai akhirnya kamu menjadi
seorang bayi dalam rahim ibumu. Jika kita teruskan lagi, kamu akan sampai pada
saat di mana ibumu belum hamil.
Jadi,
alam semesta tidak ada sebelum diciptakan oleh Allah. Jika kita memutar mundur
waktu, alam semesta akan menjadi lebih muda. Ia akan mengecil, hingga berupa
sebuah titik kecil tak berarti dan akhirnya lenyap. Semua itu menandakan bahwa
alam semesta telah “diciptakan.”
Sementara
itu, ayo kita mengingat kembali kata “penciptaan” yang kita pakai untuk
menjelaskan munculnya sesuatu menjadi ada dari ketiadaan. Hanya Allah yang
mampu menjadikan sesuatu dari ketiadaan. Jadi, hanya Allah yang mampu
“menciptakan” sesuatu. Manusia juga mampu membuat suatu benda yang sebelumnya
tak ada. Misalnya, mereka bisa melukis suatu gambar. Mereka bisa membuat kapal.
Namun sebenarnya manusia dapat membuat sesuatu itu dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah tersedia di bumi dan dengan mencontoh apa-apa saja yang
telah ada di bumi. Karena itu, kita tak bisa menyebutnya sebagai “penciptaan.”
Penciptaan adalah menjadikan sesuatu “ada” dari sesuatu yang “tiada” tanpa contoh
sebelumnya. Allah telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini,
termasuk bumi, dari sesuatu yang tak ada.
Manusia
mencontoh apa saja yang telah diciptakan Allah, bahkan ketika manusia melukis
sesuatu. Jika kamu diminta menggambar pemandangan diatas kertas, apa yang akan
kamu gambar? Tentunya kamu akan menggambar matahari, gunung, pohon-pohon hijau,
pelangi dan lautan. Bagaimanapun, pernahkah kamu berpikir bahwa tak mungkin
kamu menggambar sebatang pohon jika kamu belum pernah melihatnya? Bayangkan
tentang seseorang yang telah buta sejak lahir. Ia hanya tahu bahwa matahari itu
bulat dan terang, jika seseorang menjelaskan kepadanya. Ia hanya akan memiliki
gambaran tentang sesuatu jika ia melihatnya.
Anak-anak
yang baik! Sebagaimana contoh-contoh yang telah diperlihatkan, hanya Allah-lah
yang memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Alqur’an,
Kitab Allah yang dikirimkan bagi seluruh umat manusia sebagai pedoman,
mengatakan pada kita:
Dialah
Pencipta langit dan bumi … (QS. Al-An’am:101)
Sekarang,
saatnya kita belajar, bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Kamu harus
bersungguh-sungguh mendengarkan bagaimana suatu peristiwa besar terjadi.
BIG BANG DAN MENGEMBANGNYA
ALAM SEMESTA
Kamu
telah mengetahui bahwa milyaran tahun silam alam semesta ini hanyalah berupa
titik kecil. Sekarang waktunya kita pelajari bagaimana titik kecil ini mulai
mengembang secara tiba-tiba.
Barangkali
kamu menonton film kartun di TV. Biasanya, dalam film-film itu sang musuh
menghalau sang pahlawan dan sang pahlawan berusaha keras agar dapat lolos. Satu
hal yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan dinamit. Misalnya, musuh
Bug Bunny meletakkan dinamit di rumahnya, atau musuh Road Runner yang
meletakkan dinamit di jalan yang akan dilaluinya. Dalam setiap kejadian, para
pahlawan itu berusaha lolos dari ledakan itu dengan cara yang luar bisa.
Sekarang
coba lihatlah ledakan itu. Misalkan, sang pemburu menangkap Bug Bunny dengan
meletakkan dinamit di dalam rumah bawah tanahnya. Apa yang terjadi saat
meledak? Tanah berhamburan dan butiran-butirannya saling menjauh satu sama
lain, benar bukan? Sebelum ledakan, tanah itu menyatu. Akan tetapi,
butir-butiran tanah kecil tiba-tiba berpencar dan saling menjauh satu sama lain
setelah ledakan itu terjadi.
Bermilyar-milyar
tahun yang lalu, alam semesta terjadi setelah adanya suatu ledakan. Pecahan
yang jumlahnya amat banyak pun muncul bersama dengan ledakan ini. Bagian
pecahan tersebut saling menjauh dan berhamburan, sebagaimana butiran kecil
tanah yang berhamburan tadi. Akhirnya terbentuklah alam semesta dengan segala
isinya.
Ledakan
tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta oleh Allah, kemudian
disebut Big Bang. Ketika ledakan raksasa ini terjadi, alam semesta mulai tumbuh
dan mengembang terus-menerus hingga sekarang.
Sebelum
melangkah lebih jauh, ayo kita ingat kembali apa saja yang sudah kita ketahui:
1. Pada awalnya tidak ada Alam Semesta;
2. Alam semesta muncul setelah ledakan suatu titik kecil;
3. Setelah ledakan tersebut, terdapat banyak sekali terdapat
pecahan-pecahan yang akhiernya membentuk alam semesta kita, kemudian
pecahan-pecahan itu mulai bergerak saling menjauh satu sama lain;
4. Alam semesta mengembang karena semua benda-benda di
dalamnya terus bergerak saling menjauh satu sama lain.
Semua ini adalah bukti
kekuatan Allah yang tak terbatas. Bahkan jika semua orang di dunia ini
berkumpul bersama, mereka tak akan pernah bisa sekalipun membuat tiruan
terburuk alam semesta. Bahkan jika semua bahan yang ada di bumi dikumpulkan,
tetap saja manusia tidak mampu meniru ledakan sedahsyat Big Bang. Segala
kekuatan adalah milik Allah Yang Menciptakan segala sesuatu. Dengan terus
membaca buku ini, kamu akan lebih mengerti luasnya alam yang Allah ciptakan
dengan kearifan dan kekuatanNya.
KETERATURAN YANG MUNCUL
DARI SUATU LEDAKAN
Anakku,
bila kamu bayangkan, maka tak ada ledakan yang menghasilkan keteraturan.
Sebaliknya, sebuah ledakan merusak keteraturan yang telah ada, bahkan
membahayakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bom dengan daya ledak
tinggi akan meruntuhkan gedung menjadi tak berbentuk. Bom terkuat di dunia
adalah bom atom. Ketika dijatuhkan, bom ini akan menghancurkan seluruh kota
yang menjadi sasarannya.
Kekuatan
ledakan Big Bang jauh lebih kuat daripada milyaran bom atom. Sebaliknya,
ternyata Big Bang justru menghasilkan sebuah keteraturan yang sangat sempurna.
Bumi ini, yang dirancang dengan sangat baik agar sesuai dengan kebutuhan kita,
juga terjadi setelah ledakan itu.
Bagaimana
bisa Big Bang menghasilkan suatu keteraturan yang sempurna?
Allah
menciptakan alam semesta dari ketiadaan dengan ledakan besar tersebut.
Dengannya, Allah menciptakan alam semesta dengan keteraturan yang sempurna.
Jawaban
selain itu adalah salah. Misalnya, adalah tidak rasional untuk mengatakan bahwa
keteraturan itu terjadi secara kebetulan setelah ledakan terjadi. Coba
perhatikan penjelasan berikut ini:
Apa
yang akan terjadi dengan pasir pantai jika sebuah bom dijatuhkan disana? Butir-butiran
pasir akan berhamburan kesana kemari, benar begitu? Bagaimana menurutmu jika
seseorang mengatakan ada sebuah istana yang terbentuk karena ledakan dahsyat di
pantai? Kamu mungkin akan menganggapnya tidak waras atau sedang membual. Sama
halnya dengan orang yang menganggap bahwa alam semesta muncul dengan sendirinya
adalah orang gila. Terlalu banyak terdapat hal-hal terperinci, seperti
kesetimbangan dan keteraturan yang sempurna dalam alam semesta yang sangat luas
ini, yang jauh lebih rumit daripada sebuah istana pasir.
Jadi,
keteraturan yang sempurna di alam semesta ini membuktikan bahwa alam semesta
tidaklah terjadi dengan sendirinya. Setiap keteraturan dan kesetimbangan yang
ada merupakan bukti dari kearifan Allah Maha Luas.
AL QUR’AN MEMBERITAHU KITA
TENTANG ALAM SEMESTA
Allah
menurunkan Kitab Suci Al Qur’an bagi manusia. Al Qur’an memberikan informasi
paling akurat tentang segala hal. Karena setiap yang tercantum di dalam Al
Qur’an merupakan Firman Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Namun, ketika
Al Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum secanggih
sekarang. Bahkan, hingga saat ini, tak seorang pun mampu membuat penelitian
mengenai semua hal-hal yang tercantum dalam Alqur’an. Meskipun demikian, saat
ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah sangat maju. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
seluruhnya sesuai dengan yang tercantum dalam Alqur’an. Alqur’an mengabarkan
pada kita bahwa langit dan bumi –alam semesta- dahulu merupakan satu kesatuan,
tapi kemudian Allah memisahkannya. Dalam Alqur’an, fakta ilmiah ini digambarkan
sebagai berikut:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa
langit dan bumi itu bahwasannya langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya …. (Surat al-Anbiya': 30)
Mari kita cermati
ayat tersebut:
Ø
Kata “langit”
meliputi seluruh penjuru langit, termasuk ruang angkasa.
Ø
Pernyataan “langit
dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu” menggambarkan segala sesuatu
di alam semesta ini dahulunya bersatu padu.
Akhirnya, pernyataan
”kemudian Kami pisahkan antara keduanya” menjelaskan bahwa alam semesta menjadi
berkeping-keping dengan adanya suatu ledakan.
Contoh
ini membuktikan dua fakta penting:
Ø
Alqur’an adalah
kitab suci yang diturunkan oleh Allah.
Ø
Berita yang
diberikan oleh Alqur’an adalah yang paling benar. Karena Allah, Yang
menciptakan alam semesta ini menurunkan Alqur’an, sedangkan Allah yang paling
tahu apa yang telah Dia ciptakan.
Dalam
Bab ini, kita lihat bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dari ketiadaan.
Kini, bersiaplah untuk mulain menjelajahi alam semesta, yang menunjukkan betapa
Tak Terbatasnya Pengetahuan dan Kekuatan Allah.
BAB 2: ALAM SEMESTA
Pada
bab ini kita akan menyinggahi planet-planet dan benda-benda angkasa yang lain.
Matahari, bulan, dan bumi adalah yang paling kita kenal diantara semuanya.
Sebenarnya masih banyak lagi benda angkasa yang tidak bisa kamu lihat.
Bayangkanlah
film kartun atau film-film mengenai angkasa luar! Di film tersebut nampak bahwa
angkasa di atas awan penuh dengan bintang, planet, dan meteorit. Semuanya merupakan
benda langit. Milyaran benda langit berkumpul bersama-sama membentuk kumpulan
sistem bintang yang dinamakan galaksi. Semua benda langit sangatlah besar. Bumi
kita teramat kecil dibandingkan benda angkasa lain. Namun, bumi sudah cukup
besar untuk dihuni manusia, binatang, gunung-gunung, lautan, dan segala sesuatu
yang dapat kamu bayangkan.
Sekarang
ayo kita teruskan perjalanan ke kumpulan sistem bintang, yaitu galaksi yang
didalamnya terdapat milyaran bintang.
GALAKSI
Galaksi terdiri dari milyaran bintang-bintang. (Bintang
merupakan benda langit seperti halnya matahari. Namun bumi dan bulan bukan
bintang). Terdapat sekitar tiga trilliun bintang dalam galaksi yang terbesar.
Pada umumnya setiap galaksi berisi 200 hingga 300 milyar bintang, sementara
galaksi kecil memiliki 100 milyar bintang.
Sekarang cobalah berpikir sejenak: apa artinya satu
milyar untukmu? Jika kamu meletakkan dua nol setelah angka satu, akan menjadi
100. Jika kamu menambahkan satu nol lagi maka ia akan menjadi 1000. Tambahkan
satu nol lagi, dan kamu memiliki angka 10,000 (sepuluh ribu). Dapatkah kamu
berhitung sampai 10.000? Kamu pasti bisa, walau tentunya sangat lama. Tapi,
kita masih belum mencapai angka satu milyar. Sekarang kita tambahkan dua nol
lagi untuk 10,000. Sekarang menjadi 1,000,000 (satu juta). Kita baru sampai
pada sedikit sekali jumlah bintang-bintang dalam sebuah galaksi. Namun, jika
kamu menambahkan tiga nol lagi setelah 1,000,000, maka sampailah kita pada
angka 1,000,000,000 (satu milyar). Dapatkah kamu berhitung sampai
1,000,000,000? Berhitung sampai satu milyar akan menghabiskan waktu beberapa
dekade, satu dekade sama dengan sepuluh tahun.
Kini kita hampir mencapai jumlah bintang-bintang dalam
galaksi. Jika kamu letakkan dua nol lagi setelah angka 1,000,000,000, ia akan
menjadi 100,000,000,000 (seratus milyar). Ini adalah jumlah bintang didalam
galaksi yang paling kecil.
Sudahkan terbayang olehmu mengenai ukuran alam semesta?
Jika kamu menghabiskan hidupmu hanya untuk berhitung, tetap saja kamu masih
akan gagal untuk menghitung semua bintang di angkasa. Allah, sang Pencipta alam
semesta, telah menciptakan ruang angkasa yang tak terbayangkan luasnya olehmu
dari sesuatu yang tak ada, dan Allah selalu mengawasi setiap titik di jagat
raya ini. Allah mengetahui dan melihat semua yang ada di dalam alam semesta
ini, berikut segala sesuatu yang terjadi di dalamnya. Al Qur’an menjelaskan
Kekuatan Allah yang tak terbatas ini sebagai berikut:
… Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi.
Dan Allah maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah Al
'Imran: 29)
Sekarang ayo kita coba kembali untuk mempelajari galaksi
lebih lanjut.
Dalam setiap galaksi
terdapat pusat galaksi. Di sekeliling pusat galaksi terdapat lengan yang
berputar dengan kecepatan yang luar biasa. Lengan ini terdiri atas
bintang-bintang, gas dan awan debu.
Galaksi, dengan pusat galaksi dan lengannya, menjadi
benda langit yang terbesar di angkasa. Benda langit ini juga membentuk gugusan
galaksi. Didalamnya terdapat ribuan galaksi. Selanjutnya, gugusan-gugusan
galaksi tersebut membentuk kumpulan gugusan benda langit. Gugusan-gugusan ini
semakin besar dan terus membesar.
Sekarang perhatikan apa saja yang telah kita ketahui:
Ø Galaksi
terdiri atas milyaran, bahkan trilliunan bintang-bintang;
Ø Setiap
galaksi memiliki pusat galaksi;
Ø Galaksi
memiliki lengan yang terdiri atas bintang-bintang, gas dan awan debu yang
berputar mengelilingi pusat galaksi dengan kecepatan tinggi.
Ø Galaksi-galaksi
secara bersama-sama membentuk gugusan galaksi. Bahkan terdapat hampir ribuan
galaksi yang membentuk gugusan tersebut. Gugusan-gugusan galaksi juga
bersama-sama membentuk gugusan-gugusan lagi.
Ingatlah bahwa sebuah galaksi kecil memiliki 100 milyar
bintang-bintang yang besarnya belum tentu sebesar matahari. Selain itu,
terdapat planet yang besar dan kecil seperti halnya bumi kita yang berputar
mengelilingi bintang-bintang tersebut.
Sekarang coba perhatikanlah. Dapatkah milyaran bintang
berkumpul bersama dengan teratur secara kebetulan? Dapatkah bintang-bintang memunculkan
sebuah keteraturan yang memungkinkannya bergerak tanpa bertabrakan dengan
benda-benda langit lainnya (misalnya bumi kita dengan planet-planet yang lain)?
Nyatanya tidaklah demikian. Semua memperlihatkan bahwa
perputaran dan pergerakan bintang-bintang dengan kecepatan tinggi tanpa
bertabrakan dengan benda langit lainnya sejak saat pertama keberadaanya
merupakan tanda dari keberadaan Alah Sang Pencipta, Sang Perencana, Sang
Pengatur, Yang Mengatur Alam Semesta. Allah telah membuat jalur bagi setiap planet,
bintang, dan komet di angkasa. Mereka semua berada di jalurnya masing-masing
tanpa bertabrakan dengan yang lainnya.
Sekarang mari kita lanjutkan petualangan kita ke galaksi
kita sendiri.
Bima Sakti
Bumi
kita berada di dalam galaksi yang bernama Bima Sakti yang ukurannya sangat
besar. Sebagaimana galaksi lainnya, Bima Sakti juga memiliki pusat galaksi.
Mungkin kamu masih ingat apa yang disebut sebagai pusat galaksi seperti yang
sudah kita bahas dibagian sebelumnya. Bintang-bintang yang terdapat di bagian
tengah merupakan bintang-bintang yang sangat tua dab berwarna merah atau
kuning. Sedangkan yang berada di lengan galaksi masih berusia muda dengan suhu
tinggi dan berwarna biru. Selain itu, gas dan awan debu juga terdapat di lengan
ini.
Bima
Sakti berbentuk spiral; kenyataannya, bentuk galaksi ini menyerupai “Setir
Mobil”. Ia memiliki lengan dari pusatnya ke arah luar. Ada empat lengan. Salah
satunya dinamakan “Hunter Arm”. Kumpulan planet yang disebut “Tata Surya”
berada di lengan ini, dan bumi kita merupakan salah satu planet yang berada di
dalam kelompok ini.
Sistem
Tata Surya kita terletak sedikit lebih jauh dari setengah lengan yang keluar
dari pusat spiral galaksi. Matahari (dan sistem tata surya kita) berevolusi
mengelilingi pusat galaksi, dan menyelesaikan perjalanannya mengelilingi
galaksi setiap 220 milyar tahun lebih.
Bima
Sakti yang sangat besar ini telah berbentuk dan bergerak seperti saat ini
selama milyaran tahun. Meskipun semua bintang berevolusi dengan kecepatan luar
biasa, mereka tetap berada di jalurnya masing-masing.
Walaupun
demikian, mustahil bintang-bintang itu membentuk diri atas kemauan mereka
sendiri. Juga mustahil bagi mereka untuk mencapai kesepakatan; menetapkan
lintasan yang tepat dan bergerak secara teratur. Juga mustahil jika aturan yang
mengatur bintang-bintang ini terbentuk dengan sendirinya. Bayangkan batu-batu
di tamanmu! Dapatkah batu-batu itu mengambil keputusan dan berkata, “Biarkan
sebagian dari kami berada di tengah dan sebagian lagi pada jari-jari, untuk
kemudian berputar mengelilingi taman itu?“ Apakah kamu akan percaya apabila ada
yang mengatakan bahwa batu-batu itu telah saling bicara tentang hal ini? Tentu
saja tidak. Dengan demikian, mengatakan bahwa Bima Sakti terbentuk secara
kebetulan dan bintang-bintang mulai bergerak menurut kemauan mereka sendiri
akan menjadi sama lucunya dengan cerita batu-batu di taman tadi. Ingatlah bahwa
benda langit adalah benda mati yang tak memiliki kesadaran seperti halnya
batu-batu di taman.
Tak
ada selain kekuasaan Allah yang mampu menciptakan milyaran bintang raksasa di
alam semesta dengan teratur. Allah menciptakan mereka beserta aturanNya untuk
setiap mereka. Mereka membuktikan Kekuasaan dan Pengawasan Allah atas alam
semesta. Karenanya, setiap informasi yang kita pelajari mengenai alam semesta
ini mengingatkan kita pada keberadaan Allah Yang menciptakan alam semesta.
Demikianlah, Allah pun memperlihatkan kepada kita Kearifan dan Ilmu-Nya yang
tak terhingga..
Sekarang,
mari kita amati bintang-bintang.
Bintang
Bintang
dan planet terbentuk melalui pemadatan gas dan debu di angkasa yang disebut
“nebula”. Karenanya, nebula, sumber dari benda-benda angkasa, memiliki peran
terpenting di alam semesta. Nebula tidak memiliki cahaya sebagaimana
bintang-bintang. Sehingga sangat sulit untuk melihatnya. Mereka terlihat hanya
jika gas didalamnya keluar memancarkan cahaya atau jika mereka memantulkan
cahaya bintang. Kita juga dapat melhatnya ketika mereka melewati suatu sumber
cahaya.
Bintang
memancarkan panas, cahaya, dan energi. Selain dari bintang-bintang berukuran
kecil, terdapat pula bintang yang berukuran sangat besar. Ternyata matahari
bukanlah sebuah bintang besar; masih banyak sekali bintang yang lebih besar
darinya.
Baiklah,
tahukah kamu bahwa bintang juga memiliki jangka hidup? Bintang bukan makhluk
hidup, namun ia seperti makhluk hidup yang dilahirkan, hidup, dan kemudian
mati.
Telah
kita ketahui, bintang-bintang terlahir di dalam nebula. Kehidupan sebuah
bintang besar seringkali berakhir dengan sebuah ledakan dahsyat, bahan
penyusunnya berhamburan ke segala arah. Dari serpihan-serpihan itu, akan muncul
bagian-bagian yang akan membentuk bintang atau planet yang lebih kecil.
Matahari dan planet-planet di dalam Tata Surya termasuk bumi kita terbentuk
setelah adanya ledakan dahsyat sebuah bintang raksasa di masa lalu.
Sekarang,
ayo kita jelajahi Tata Surya kita dan melihat seperti apakah dia!
SISTEM TATA SURYA
Dalam
Tata Surya, terdapat sembilan planet besar dengan 61 satelit dan asteroid yang
tak terhitung jumlahnya, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang
bernama matahari. Matahari terletak di pusat Tata Surya.
Sembilan
planet ini, yang merupakan bagian dari Solar system (Tata Surya), saling
berevolusi mengelilingi matahari dalam sebuah keteraturan. Mari kita ingat
kembali nama-nama planet dari yang terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Jadi, bumi kita
adalah planet ke-tiga dari matahari.
Setiap
planet di Tata Surya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Suhu pada beberapa planet
cukup tinggi untuk meleburkan sesuatu. Sedangkan ada diantaranya yang
permukaannya tertutup oleh es. Beberapa planet hampir seluruhnya terdiri atas
gas. Bahkan beberapa planet berukuran kecil seperti bulan.
Terdapat
hubungan yang sangat harmonis antara satelit dengan induknya. (Dalam astronomi,
induk adalah sesuatu yang benda lain berkeliling terhadapnya. Matahari adalah
induk dari bumi, bumi adalah induk dari bulan). Planet menarik
satelit-satelitnya. Satelit juga mengimbangi tarikan tersebut. Tanpa
kesetimbangan tersebut, satelit akan menumbuk planet atau pecah dan menghilang
angkasa.
Singkatnya,
jika bulan berotasi lebih lambat, ia akan tersedot bumi dengan kecepatan sangat
tinggi. Ini akan menjadi akhir kehidupan bumi. Dan jika ia berotasi lebih
cepat, ia akan menjauh dari bumi dan tak menjadi satelit bumi lagi.
Sekarang
mari kita amati matahari, pusat Tata Surya kita.
Matahari
Matahari
adalah benda langit terbesar di Tata Surya. Ia terdiri atas gas yang sangat
panas dan berpijar. Setiap detik, terjadi ledakan diseluruh permukaannya,
matahari sendiri merupakan bom nuklir yang sangat besar. Ledakan di
permukaannya sama dengan energi yang dipancarkan oleh jutaan bom atom. Mereka
menghasilkan kobaran-kobaran api yang besarnya 40 hingga 50 kali besar bumi.
Matahari
bagaikan bola api yang memancarkan panas dan cahaya yang sangat kuat dari
permukaannya. Jika tidak ada matahari, sepanjang hari akan gelap, dan permukaan
bumi akan tertutup es. Yang pasti, tidak akan ada kehidupan di bumi ini.
Ruang
angkasa (ingatlah kembali film mengenai ruang angkasa) adalah tempat yang
gelap, sangat luas, dan kosong. Bumi kita adalah salah satu benda langit di
dalamnya, dan tak tidak ada satupun yang cukup dekat untuk menerangi dan
memanaskan bumi kita.
Sinar
matahari sangatlah terang. Mungkin kamu pernah mencoba menatap matahari di
siang yang cerah. Setelah beberapa detik, matamu akan merasa silau bukan?
Karena cahayanya yang sangat terang, menatap matahari secara langsung sangat
berbahaya bagi mata. Demikian pula berjemur di terik matahari dalam waktu lama
di musim panas juga berbahaya. Beberapa bagian kulit kita akan terbakar, dan
hanya bisa disembuhkan oleh dokter. Terutama di musim panas, matahari sangatlah
panas. Tetapi, jarak matahari jutaan kilometer jauhnya dari bumi kita, dan
hanya seper dua ribu dari panas matahari yang sampai di bumi.
Jika
suhu bumi cukup panas meskipun jarak matahari dan bumi sangat jauh, dapatkah
kamu bayangkan panasnya matahari?
Para
ilmuwan sudah memperkirakan besarnya. Namun, kita tidak akan mampu
membayangkannya dengan mencoba membandingkannya dengan suhu benda-benda yang
kita kenal di bumi. Anggap suhu permukaan matahari adalah 6,000°C (11,000°F).
Di bagian tengahnya bisa mencapai 12,000,000 o C (21,600,000o
F). Tak ada benda panas mana pun di bumi yang dapat dibandingkan dengannya.
Tanganmu sulit menyentuh air yang panasnya 50°C (120°F). Bahkan pada cuaca yang
panas, suhunya hanya sekitar 40–50°C (105-120°F). Contoh ini menunjukkan bahwa
Allah mengatur dengan sangat tepat jarak antara bumi dengan matahari. Jika
matahari sedikit saja lebih dekat dengan kita, segala sesuatu di bumi ini akan
layu dan kering karena panasnya dan berubah menjadi abu. Sebaliknya, jika ia
sedikit lebih jauh, segala sesuatu akan membeku. Tentu saja, tidak akan ada
kehidupan pada keduanya.
Daerah
kutub, yang sedikit menerima panas matahari, selalu tertutup oleh es. Sedangkan
daerah katulistiwa, dimana sinar matahari yang diterima jauh lebih banyak,
selalu panas. Allah telah menciptakan daerah tersebut sebagai contoh untuk
kita. Daerah lainnya lebih sesuai untuk hidup manusia. Hal ini menunjukkan
karunia Allah kepada kita. Karena, jika Allah tidak menentukan jarak antara
bumi dengan dan matahari dengan tepat, kita akan lebih sulit untuk hidup di
bumi. Bahkan bisa jadi tak ada lagi kehidupan.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan, Allah menciptakan Matahari dan Bulan dengan sangat
sempurna agar manusia dapat hidup di planet ini. Dala Al Qur’an, Allah
memberitakan bahwa matahari dan bulan bergerak atas perintah Allah:
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang
(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan
menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (Surat
ar-Ra'd: 2)
Gaya Tarik Gravitasi Matahari
Benda
langit yang tak terhitung jumlahnya bergerak teratur secara sempurna tanpa
saling bertubrukan karena Allah menempatkan mereka ke dalam orbitnya dengan
tepat. Orbit adalah lintasan sebuah planet atau komet ketika berevolusi
terhadap matahari. Tak satu pun planet yang berhenti mengikuti lintasan ini
kecuali hilang di angkasa raya. Semua ini karena planet-planet mengalami gaya
gravitasi matahari. Ketika kamu membaca tulisan ini, bumi kita bergerak dalam
orbitnya dengan kecepatan 108,000 kilometer (700,000 mil ) per jam mengelilingi
matahari. Penjelasan berikut mungkin dapat membantumu membayangkan kecepatannya
yang dahsyat: kecepatan maksimal sebuah mobil kira-kira 200 kilometer (125 mil)
per jam. Artinya kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 540 kali
kecepatan mobil. Contoh lain adalah sebuah peluru bergerak 1,800 kilometer
(1,100 mil) per jam. Kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 60 kali
kecepatan peluru.
Karena
tingginya kecepatan bumi, gaya tarik gravitasi matahari menjadi sangat penting.
Jika matahari mengurangi kekuatan gravitasinya, kita akan melayang-layang di
angkasa bersama bumi kita. Hal ini akan mengakhiri keberadaan bumi …
Di
sisi lain, jika matahari menambah besar gaya gravitasinya, bumi kita akan
tersedot oleh matahari dan melebur. Tentunya kita pun akan musnah. Selain itu,
gaya tarik gravitasi matahari juga menjaga planet-planet dalam lintasan/orbit
yang benar sehingga terhindar dari tabrakan antar sesamanya. Namun, pernahkah
kamu bayangkan bagaimana matahari menarik planet-planet tersebut?
Jawabannya
sangat jelas. Adalah Allah Sang Pencipta, Yang Agung dalam Keperkasaan-Nya,
Yang menciptakan dan senantiasa memelihara keseimbangan ini.
Selain
itu, tidak hanya matahari yang memiliki gaya tarik gravitasi. Planet-planet di
Tata Surya juga memiliki gaya gravitasi sendiri-sendiri. Misalnya, gaya
gravitasi bumi terhadap bulan. Karena gaya gravitasi ini, bulan terus berada
pada jarak tertentu. Karenanya, bumi tidak bertabrakan dengan bulan. Tak
diragukan, Allah dengan KekuasaanNya yang maha luas telah mencegah Bulan
menimpa Bumi.
Ada
gaya gravitasi lain yang mirip dengan matahari, yang khusus dirancang untuk
kehidupan manusia. Ia adalah gaya gravitasi bumi yang memberi kita berat badan.
Gaya gravitasi, yang kita ketahui sebagai berat badan kita, membuat kita tetap
berada di muka bumi dengan kemampuan berjalan dan berlari dengan mudah tanpa
melayang ke angkasa.
Bayangkan
sebuah bola di tanganmu. Apa yang terjadi ketika kamu melepaskannya? Bola itu
jatuh, bukan? Karena gaya gravitasi menariknya ke tanah. Namun, jika kamu
tinggalkan bola itu di angkasa raya, bola itu tak akan jatuh karena gaya
gravitasi disana lebih kecil. Oleh karena itu, keberadaan gaya gravitasi yang
lebih besar di bumi sangat penting bagi kita.
Masih
ada satu hal penting lain mengenai gravitasi: Gravitasi tidak boleh melebihi
ataupun kurang dari yang seharusnya. Jika kurang, kamu akan berjalan di udara,
dan tak mampu menyentuh lantai dengan kakimu. Kamu tak akan bisa bergerak
seperti yang kamu mau; kamu selalu melayang dari satu tempat ke tempat lain,
akan memantul ketika melangkah dan menjejakkan kaki di langit-langit. Jika gaya
gravitasi lebih besar, kamu tak akan mampu berjalan karena kamu terperosok ke
dalam tanah. Maka, kamu hanya akan bisa merangkak pelan sepanjang jalan.
Saat
ini, yang terjadi tidaklah demikian; Allah telah menentukan kekuatan gaya
gravitasi yang tepat bagi kita.
Contoh
berikut mungkin akan membantu kamu memahaminya: bulan, seperti halnya bumi,
juga memiliki gaya gravitasi. Namun, gaya tarik gravitasi ini lebih kecil dari
pada yang dimiliki oleh bumi. Karena itu, kamu tidak mungkin dapat bertahan di
bulan. Kamu mungkin pernah menyaksikan di TV bagaimana seorang astronot
berjalan di bulan. Dapatkah kita terus hidup dengan cara demikian? Tentu saja
tidak.
Sekarang
marilah kita lanjutkan perjalanan kita dengan mengunjungi planet-planet yang berada
di dalam wilayah pengaruh gravitasi matahari.
Planet
Telah
disebutkan sebelumnya bahwa planet adalah benda langit yang berevolusi
mengelilingi bintang. Dibagian ini, akan kita amati planet-planet di tata surya
dimana bumi kita berada. Jika kita menganggap bahwa tata surya adalah
lingkaran, matahari tepat di tengahnya.
Pluto adalah planet di lingkaran terluar. Pluto adalah
planet terkecil dan terjauh dari matahari. Sangat sulit mengamati planet ini,
bahkan teleskop Hubble hanya mampu menunjukkan sekilas permukaannya. Planet ini
sungguh merupakan tempat yang dingin. Suhunya sekitar -238 o C (-396
o F). Di musim dingin, ketika suhu permukaan bumi sekitar -2 atau -3
o C (28 atau 26 o F), maka akan membeku. -238 o C
(-396 o F) adalah 100 kali lebih dingin daripada suhu bumi terdingin
untuk kita bisa hidup walau sulit. Kedinginan itu akan mengakhiri hidup kita.
Dari sisi luar, Pluto nampak seperti bola yang tertutup es.
Mendekati
matahari, kita akan menjumpai Neptunus. Planet ini juga sangat dingin; suhu permukaannya
sekitar -218°C (-360°F). Atmosfernya mengandung gas yang beracun bagi manusia.
Disamping itu, badai yang kecepatannya mencapai 2.000 kilometer (1,250 mil) per
jam bertiup di permukaannya.
Bergerak
kembali ke matahari, di tengah-tengah lingkaran, kita temui Uranus. Uranus
adalah planet terbesar ke-tiga di Tata Surya. Suhunya -214oC (-353oF),
berarti planet ini sudah cukup dingin untuk membekukan kita dalam sedetik.
Atmosfirnya mengandung gas beracun yang tentunya tidak akan memberikan
kehidupan.
Jika
perjalanan kita teruskan ke arah matahari, akan kita jumpai Saturnus. Ia adalah
planet terbesar kedua dalam tata surya, dikenal dengan cincin yang
melingkarinya. Cincin ini terbuat dari gas, batu-batuan, dan es. Suhu planet
ini sekali lagi tidak sesuai bagi kehidupan manusia: -178°C (-288°F).
Semakin
mendekati matahari, kita berjumpa dengan Jupiter, planet terbesar dalam Tata
Surya. Jupiter adalah planet yang besarnya 11 kali planet bumi. Keadaan planet
ini pun tidak sesuai untuk hidup, dan merupakan tempat yang sangat dingin.
Setelah
Jupiter adalah Mars. Mars adalah planet mati yang tidak pernah dibandingkan
dengan bumi. Tidak ada kehidupan di Mars. Ada beberapa alasan: Pertama,
atmosfir Mars merupakan campuran mematikan yang mengandung karbon dioksida
pekat. Kedua, tak ada air disana. Ketiga, suhu di Mars sekitar -53oC
(-63oF). Terakhir, terdapat angin yang sangat kuat serta badai pasir
yang terjadi setiap saat.
Planet
biru yang muncul setelah Mars adalah Bumi. Kita akan membicarakannya di bab
terakhir buku ini. Sementara itu, ingatlah anak-anakku, Bumi adalah
satu-satunya planet yang memungkinkan bagi adanya kehidupan.
Semakin
dekat ke matahari, pencarian kita akan sampai di planet Venus. Venus merupakan
bintang paling terang setelah matahari dan bulan. Karena itulah, manusia telah
mengenalnya sejak lama. Meskipun planet-planet yang sama jauhnya dengan Venus
juga telah dikenal oleh manusia, Venus memiliki terang yang tak tertandingi
baik pada waktu pagi maupun malam. Kebalikan dari planet-planet lain, Venus
sangat panas. Suhu permukaannya mencapai 450oC (840oF),
cukup untuk meleburkan segala sesuatu. Ciri lain dari Venus adalah ketebalan
atmosfirnya yang terdiri atas lapisan karbon dioksida. Selain itu, atmosfir
Venus memiliki lapisan asam setebal beberapa kilometer. Tidak ada satupun
makhluk hidup yang dapat hidup disana walau sedetik.
Kita
tinggalkan Venus, kita temui Merkurius, planet yang paling dekat dengan
Matahari. Rotasinya sangat lambat karena dekat dengan matahari sehingga planet
tersebut hanya membuat tiga putaran penuh selama dua kali berevolusi
mengelilingi matahari. Inilah mengapa salah satu sisi Merkurius sangat panas
sedangkan sisi lainnya sangat dingin. Perbedaan malam dan siang pada Merkurias
sebesar 1,000oC (1,800oF). Tentu saja lingkungan seperti
ini tak mendukung adanya kehidupan.
Perjalanan
kita sejauh ini menunjukkan bahwa selain bumi, tak ada satupun planet di Tata
Surya yang memungkinkan bagi kehidupan. Semuanya tidak memiliki kehidupan dan
tak berpenghuni. Namun, Bumi kita adalah planet yang menyediakan segala sesuatu
yang diperlukan untuk hidup. Dengan hijaunya hutan dan birunya laut, ia nampak
sangat cantik dari angkasa. Astronot pertama yang sampai di bulan kagum oleh
pemandangan penuh warna dan cerah yang dimiliki bumi kita.
Benda Langit Lainnya
Benda
langit lain di Tata Surya adalah komet, asteroida, dan meteorit. Semuanya
adalah benda-benda langit yang tersisa dari nebula ketika pembentukan Tata
Surya empat sampai enam milyar tahun yang lalu.
- Komet
terbentuk dari gas dan debu-debu terpadatkan. Kadang-kadang, orbitnya
membawa mereka mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari,
permukaannya menjadi menguap karena panas. Penguapan ini menimbulkan cahaya
terang. Bola besar dari gas dan debu muncul disekitar inti. Bola gas dan debu
ini disebut “coma.” Terdapat juga ekor gas dan debu yang terhubung ke “coma”.
- Meteor
adalah batu-batuan di angkasa. Biasanya, mereka teramati di antara orbit
Mars dan Yupiter. Beberapa diantara mereka, diameternya mencapai 1,000 kilometer
(620 mile).
-
Meteorit adalah benda langit padat yang jatuh ke bumi dari
angkasa. Kepingan batu, atau campuran batu dan besi, terpisah dari meteor atau
komet. Misalnya suatu ketika bumi melintasi awan debu yang tersisa dari komet,
benda dalam awan debu tersebut akan terbakar di atmosphere. Mereka terbakar
ketika memasuki atmosfer bumi dan meninggalkan garis terang cahaya di langit.
Inilah yang dinamakan meteor. Kadang-kadang, jika mereka tidak habis terbakar,
meteor akan menumbuk bumi. Meteor-meteor yang dapat mencapai bumi dinamakan
aerolit atau meteorit.
Renungkanlah
satu hal penting di sini: meteor yang mencapai atmosphere kadangkala bisa
sampai di bumi. Saat mereka jatuh, kerusakan yang diakibatkannya berbeda-beda,
tergantung pada besarnya. Bumi kita sangat mungkin kejatuhan meteor setiap
saat, akan tetapi Allah telah menciptakan mereka secara khusus sehingga mereka
selalu terbakar dan musnah di atmosphere sehingga tidak membahayakan kita.
Allah melindungi kita dengan menunjukkan kemurahan dan kasih sayangNya.
Sekarang
kamu harus yakin bahwa Allah mengendalikan semua benda-benda langit, yang kecil
maupun besar, dan memerintahkan mereka setiap saat dengan terencana dan
teratur.
BAB 3: BUMI
Dalam
bab ini, kamu akan mengenali planet bumi lebih baik lagi. Kamu akan mengerti
arti penting bentuk bumi dan birunya langit bagi hidup kita. Kamupun akan
mengakui bahwa sistem sempurna yang kamu amati diciptakan Allah hanya agar
memungkinkan bagi kita untuk hidup.
BUMI KITA YANG SANGAT SEIMBANG
Hingga
abad ke-16, sekitar 500 tahun yang lalu, meskipun beberapa orang Yunani telah
memiliki gagasan mengenai hal ini, pada umumnya orang belum tahu kalau bumi
adalah planet. Pengamatan di masa itu membantu orang untuk mengetahuinya. Pada
abad ke-20, manusia meyakini tentang lokasi bumi di Tata Surya. Bumi adalah
planet ketiga dari matahari, dan planet terbesar kelima.
Para
Ilmuwan percaya bahwa Bumi memiliki inti besi dengan suhu 7,500oC
(13,500oF). Suhu ini bahkan lebih panas daripada permukaan matahari.
Namun karena kamu tidak pernah merasakan sedikit pun panas yang luar biasa itu,
kamu dapat duduk tenang di kelas sambil mendengarkan gurumu, atau terlelap di
tempat tidurmu. Kerak bumi melindungi kita dari panas itu. Allah sangat sayang
pada kita karena Allah telah menciptakan kerak bumi yang cukup tebal untuk
menjaga kita dari panas bumi secara langsung. Selain itu, Allah telah
menciptakan atmosfer yang nyaman bagi kita. Allah juga memberikan kemampuan
tumbuh-tumbuhan untuk memelihara keseimbangan oksigen dan karbon dioksida.
Struktur
bumi dan kesetimbangan sempurna yang ada padanya membuktikan bahwa bumi ini
dirancang secara khusus bagi manusia untuk hidup.
Dari
atmosfer hingga geografisnya, dari jarak terhadap matahari hingga segala bentuk
keseimbangan yang ada, bumi adalah planet khusus yang diciptakan untuk
mendukung kehidupan. Ayo kita bandingkan bumi kita dengan akuarium. Akuarium
menyediakan kondisi yang sesuai bagi ikan-ikan. Ada pengatur panas untuk
menjaga suhu air, ada motor sirkulasi udara, dan pasir-pasir yang ditempatkan
di dasarnya. Terdapat butiran khusus yang diletakkan dalam air, terdapat tutup
pelindung akuarium, sistem penyaringan yang terus-menerus menyaring air, dan
pemberian makan yang teratur,… Semuanya ini mendukung kehidupan ikan di dalam
akuarium.
Meskipun
demikian, ikan di akuarium itu tidak menyadari keberadaan lingkungan buatan
ini. Mereka merasa hidup secara “alami” atau dalam lingkungan yang ada secara
tiba-tiba. Mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah menyediakan pengatur
panas dan menyetel air atau memfungsikan motor ventilasi di dalam air. Mereka
juga tidak tahu siapa yang menyediakan makanan yang secara tiba-tiba ada di
permukaan air. Meski demikian, sumbernya jelas, pemilik aquarium menyediakan
segala sesuatu yang diperlukan oleh ikan.
Jelasnya,
hidup di bumi memerlukan sistem yang lebih rumit daripada kehidupan di dalam
sebuah akuarium.
Manusia
yang bijaksana tidak menghabiskan hidupnya tanpa kepedulian seperti halnya ikan
dalam akuarium. Ia memahami bahwa bumi telah diciptakan baginya dan bumi
memiliki Pencipta dan Pengatur. Pastilah Allah telah mengatur kesetimbangan
yang sempurna ini dan mengaturnya hingga bumi bisa menjadi tempat bagi
kehidupan. Manusia yang cerdas tentu ingin mengetahui Tuhan yang telah
memberikan segala keberkahan hidup kepadanya dan mempelajari apa yang Allah
inginkan darinya. Dalam Kitab yang Allah turunkan pada kita, Allah memberikan
kita kesempatan untuk mengenalnya sekaligus mengetahui harapan-Nya pada kita.
Jelaslah,
Allah membuat keseimbangan sempurna dan aturan yang membuat hidup di atas bumi
menjadi mungkin. Allah berfirman dalam Alqur’an:
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang
kokoh, supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan
pula di bumi itu jalan-jalan yang luas gar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami
menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara … (Surat al-Anbiya': 31-32)
Allah
merancang, menyeimbangkan, dan menyelaraskan setiap yang ada di bumi agar kita
dapat hidup. Seseorang yang menyadari hal ini seharusnya percaya kepada Allah,
menyadari kekuatan-Nya yang tak terbatas, dan mensyukuri segala hal yang telah
Allah berikan kepadanya.
Sekarang,
mari kita amati beberapa kesetimbangan yang telah Allah tetapkan pada planet
kita dan menyaksikan Kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Letak Bumi di Alam Semesta
Apa
yang terjadi jika bumi kita berada sedikit lebih dekat dengan matahari? Jawabannya
sudah jelas, karena siapapun tahu bahwa matahari itu sangat panas. Sesungguhnya,
dengan panasnya yang tak terkira itu, kita tak akan memiliki atmosfer, tidak
juga lautan dan samudera … Suhu bumi akan menjadi sangat tinggi yang
menyebabkan menguapnya sebagian besar air di bumi. Ketika itu, tidak ada air
yang tersisa di bumi. Bumi-pun akan sekering gurun pasir.
Sebagai
contoh, pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa planet Venus lebih dekat
dengan matahari daripada bumi. Oleh karenanya, suhu Venus lebih tinggi daripada
Bumi. Bahkan suhu Venus bisa mencapai 475oC (885oF).
Untuk menggambarkan betapa tingginya suhu ini, bayangkan saat kamu meletakkan
air ke dalam pemanas, dan air itu mulai mendidih pada suhu 100°C (212°F).
Kini,
mari kita coba berpikir sebaliknya. Apa yang terjadi jika bumi terletak lebih
jauh dari matahari? Yang terjadi bumi kita akan lebih dingin. Kamu dapat
membayangkan bahwa jika hal ini terjadi, sebagian besar wilayah di bumi akan
membeku dan menjadi es. Permukaan bumi akan menjadi kering, tertutup es seperti
planet Mars yang sedikit lebih jauh dari matahari dibandingkan bumi. Jadi ada
dua kesimplan: Letak bumi kita sudah tepat di tempatnya. Menurutmu bagaimana
ini bisa terjadi? Dapatkah bumi kita berada di tempatnya dengan tepat secara
kebetulan? Tentu saja tidak. Bumi merupakan benda tak hidup yang tak memiliki
kesadaran. Bumi tidak dapat menempatkan diri dengan sendirinya di tempat yang
tepat atau berada di sana secara kebetulan. Tepatnya posisi bumi di tata surya
merupakan bukti kesempurnaan ciptaan Allah.
Penemuan
astronomi paling mutakhir menunjukkan arti penting keberadaan panet-planet bagi
bumi. Contohnya, arti penting ukuran dan posisi Jupiter. Sebagai planet
terbesar di dalam sistem, Jupiter menjadikan bumi stabil berada di orbitnya.
Jika
planet dengan ukuran serupa tidak berada di posisi Jupiter, bumi akan menjadi
sasaran meteor dan komet yang bertebaran di ruang angkasa. Berarti, Jupiter
merupakan tameng pelindung bumi. Jika Jupiter ada di orbit yang lain, bumi
kita, dan juga kita tak akan dapat hidup lama.
Orang
bijak yang tahu mengenai hal ini, memahami bahwa tak satu pun di dunia ini yang
diciptakan tanpa tujuan. Pemahaman ini digambarkan dalam Alqur’an sebagai
berikut:
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang hari,
terdapat tanda-tanda kekuasaan bagi orang-orang yang berakal. (Surah Al 'Imran:
190)
Maksud
dari ayat itu, kita seharusnya berpikir atas penciptaan langit dan bumi. Apa
yang telah kamu pelajari dalam buku ini menggambarkan penciptaan alam semesta
oleh Allah. Ketika kamu memahami ilmu pengetahuan ini, kamu akan memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan Allah.
Bentuk Bumi Kita menurut Al Qur’an
Anak-anak,
kamu tahu bahwa bumi ini bulat. Dengan menggunakan teknologi, teramatilah bahwa
bumi itu bulat berdasarkan photo bumi yang diambil dari ruang angkasa. Al
Qur’an, yang diturunkan Allah 14 Abad yang lalu, mengandung pernyataan yang
menjadikan ilmuwan Muslim memahami bahwa bumi itu bulat.
Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar.
Dia menutupkan malam atas siang, dan menutupkan siang atas malam … (Surat Az-Zumar:
5)
“Takwir,” kata yang dipakai untuk “menutupkan”
dalam bahasa Arab berarti “membungkus sesuatu yang bulat sebagai penutup.”
Informasi yang diberikan dalam ayat tentang malam yang menutup siang dan
sebaliknya, (takwir) juga memberi gambaran pada manusia untuk memandang bumi
dengan bentuknya yang bulat.
Walau
demikian, selama beberapa masa dipercaya bahwa bumi tidak bulat namun datar.
Segala perhitungan dan penjelasan ilmiah yang mendasarinya adalah salah. Ketika
manusia masih tak peduli dengan ruang angkasa mereka memegang teguh kepercayaan
bahwa bumi berada diantara tanduk lembu jantan.
Anak-anak
yang baik, sekarang telah kamu ketahui bahwa informasi yang baru dibuktikan
secara ilmiah beberapa waktu lalu ternyata telah diisyaratkan oleh Allah dalam
Al Qur’an sejak jauh hari. Hal ini adalah bukti jelas bahwa Al Qur’an adalah
firman Allah, Sang Pencipta alam semesta dan Yang Maha Tahu atas segalanya.
Suhu Bumi
Anak-anak,
tahukah kamu berapa suhu rata-rata di ruang angkasa? -270°C (-455°F)! Mustahil
ada kehidupan pada suhu serendah itu. Suhu bumi rata-rata adalah 15oC
dan 20oC (60-70)oF. Suhu ini berbeda-beda untuk setiap
lapisan atmosfir yang lebih tinggi.
Singkatnya,
benua Afrika adalah daerah panas. Apa yang akan kamu katakan jika kami bertanya,
“Dapatkah kamu membuat boneka salju di Afrika?” Kami tahu apa jawabanmu.
Mungkin kalian akan menjawab, “Untuk membuat boneka salju kami perlu salju.
Karena mustahil menemukan salju di daerah panas, maka tidak mungkin untuk
membuat boneka salju.” Akan tetapi kamu salah, karena kamu dapat membuat boneka
salju di Afrika kapan pun kamu suka, sekalipun kita sama-sama tahu disana
sangatlah panas. Untuk melakukannya, kamu harus mendaki gunung Kilimanjaro,
yang puncaknya merupakan titik tertinggi di benua tersebut. Puncak gunung yang
sangat tinggi ini selalu tertutup salju. Karena, semakin ke atas suhu akan
semakin dingin. Suhu udara akan mendekati -50°C (-58°F) pada lapisan atmosfer
yang bernama “Stratosphere.” Makin ke atas lagi, cuaca menjadi panas kembali.
Dengan perlindungan yang Allah berikan kepada kita, tidak ada perbedaan suhu
yang terlalu jauh di bumi ini.
Pengaturan
suhu tersebut terkait dengan jumlah panas yang dipancarkan matahari serta jarak
antara bumi dan matahari. Dalam bab sebelumnya kita sedikit menyinggung hal
ini. Kita akan membahas hal ini secara lebih terperinci. Berdasarkan
perhitungan, jika matahari mengurangi 10 % pancaran energinya maka permukaan
bumi akan tertutup oleh lapisan es hingga beberapa meter. Jika energi matahari
naik sedikit saja, segala benda hidup akan hangus dan mati.
Kecepatan
rotasi bumi juga membantu menjaga keseimbangan penyebaran suhu. Bumi berotasi
penuh sekali setiap 24 jam. Karena itulah, pergantian malam dan siang sangatlah
singkat. Karenanya, perbedaan suhu antara siang dan malam menjadi sangat kecil.
Sebagai
contoh yang paling jelas dapat dilihat di planet Merkurius, disana siang hari
akan berakhir setelah lebih dari setahun waktu bumi sehingga perbedaan suhu
siang dan malam hampir 1,000°C (1,800°F).
Letak
geografis juga membantu penyebaran panas di atas bumi secara merata. Perbedaan
suhu antara daerah kutub dengan daerah katulistiwa adalah sekitar 100°C
(212°F). Jika perbedaan suhu lebih besar dari itu, akibatnya adalah
berhembusnya badai angin topan yang akan menghancurkan segala sesuatu.
Bahkan,
bumi dipenuhi oleh penghalang geografis yang menghalangi hembusan udara yang
kencang sehingga terjadi perbedaan suhu. Penghalang tersebut adalah deret
pegunungan yang terbentang dari timur ke barat, dari Himalaya di China,
berlanjut ke pegunungan Taurus di Anatolia dan pegunungan Alpen di Eropa.
Kita
telah memperlajari bagaimana bumi menjaga da mengatur suhu bumi, meskipun di
luar angkasa suhunya dapat mencapai -270°C (-455°F). Jika suhu bumi terlalu
dingin atau terlalu panas, maka akan sangat merugikan bagi manusia sehingga
kita tak dapat bertahan hidup. Oleh karenanya, suhu yang sedang ini merupakan
rahmat dari Allah. Karena itulah, seharusnya kita bersyukur kepada Allah, yang
telah menyiapkan kondisi yang sangat nyaman untuk kita tinggali. Hal ini
penting untuk dicamkan dalam pikiran kita.
Seberapa
besarkah bumi kita dan bagaimana Allah menjaga bumi kita dari benda-benda
langit lainnya?
Jawabannya
terdapat di bagian berikutnya dari buku ini…
Bentuk Bumi dan Perlindungan Terhadap Benda Langit
Sebagaimana yang kamu ingat pada bab awal, kita telah
menyebutkan berbagai macam ukuran planet.
Sekarang mari kita bandingkan ukuran bumi kita dengan
planet lain. Kita mulai dengan membuat perbandingan berikut ini; bayangkan
bahwa bumi kita adalah sebutir kacang polong. Dalam hal ini, Merkurius dapat
dianggap sebagai sebutir biji wijen, Venus adalah kacang polong seperti bumi
kita, Mars adalah biji semangka, Jupiter sebuah jeruk, Saturnus jeruk keprok,
Uranus dan Neptunus buah cherry dan Pluto adalah biji wijen. Secara terpisah,
matahari akan menjadi sebuah bola besar, lebih besar daripada bola basket
dibanding kacang polong.
Apakah perbandingan ukuran bumi dengan planet lain ini
merupakan “kebetulan”? Atau mungkin terdapat “kesengajaan”?
Jika kita amati ukuran bumi, kita dapat dengan mudah
mengatakan bahwa bumi dirancang untuk memiliki ukuran seperti sekarang..
Jika bumi sedikit lebih kecil, gravitasi akan melemah,
sehingga tidak mampu untuk mengikat atmosfer yang mengelilinginya. Tanpa
atmosfer, bumi akan rentan terhadap meteor serta radiasi berbahaya dari
angkasa. Terlebih lagi, kekurangan oksigen akan merupakan akhir kehidupan. Jika
bumi lebih besar, gaya tarik gravitasi akan meningkat, kemudian mengubah
atmosfer menjadi campuran mematikan karena ia akan menyimpan berbagai gas
beracun.
Berkaitan dengan massanya, interior bumi juga didesain
secara khusus. Lapisan-lapisan di dalam intinya bergerak saling mengelilingi
satu sama lain, gerakan ini menimbulkan adanya medan magnet yang berperan
penting untuk melindungi kehidupan. Medan magnet yang meliputi wilayah yang
jauh berada diatas permukaan bumi turut melindungi bumi dari efek radiasi
berbahaya dari angkasa luar.
Penemuan ilmiah lain menunjukkan bahwa alam semesta
tidak dibiarkan begitu saja. Allah, Tuhan Alam semesta Yang Maha Pencipta,
mengendalikan seluruh alam semesta, menciptakan serta mengatur galaksi-galaksi,
bintang-bintang, dan planet-planet di bawah kekuatan-Nya.
Planet biru tempat kita hidup diciptakan Allah secara khusus.
Dalam Alqur’an Allah menggambarkan penciptaan yang mengagumkan ini dalam ayat
ke-2 surat Al-Furqon, … Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan sia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Barangkali ini
pernyataan yang sederhana untuk mengungkapkan berbagai ayat Alqur’an mengenai
alam semesta, bahwa pada planet ini, Allah menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia.
Anak-anak yang baik, dari sekarang kita akan mulai
menjelajahi Bumi. Pertama, marilah kita pahami alasan mengapa Allah menciptakan
laut dan samudera, serta mempelajari manfaatnya bagi kita.
Lautan dan Samudera
71% permukaan bumi tertutup oleh air. Bumi adalah
satu-satunya planet yang airnya berbentuk cair. Air berkumpul dalam kubangan
raksasa membentuk lautan, yang sangat penting bagi kehidupan.
Sebagai contoh, air mencegah terjadinya perubahan suhu
yang tiba-tiba sehingga membantu makhluk hidup untuk berada dalam suhu yang
stabil. Air juga membuat iklim menjadi ramah. Bahkan, laut membentuk pantai
melalui erosi dan korosi. Tak satu planet pun memiliki sistem demikian.
Terlebih lagi, lautan menawarkan berbagai macam ikan dan
makanan bagi kita. Memakan makanan laut yang lezat, berenang di laut, dan
bepergian dengan kapal merupakan rahmat yang Allah berikan kepada kita.
Anak-anak yang baik, Allah telah menciptakan segala
sesuatu yang kita butuhkan dengan sangat sempurna. Tentu saja, di luar hal-hal
yang indah tadi, terdapat juga hal-hal yang berbahaya, seperti gunung berapi
yang kadang-kadang meletus, meskipun nampaknya mereka diam. Kini, kita akan
mengalihkan perhatian pada gunung-gunung api ini.
Gunung-Gunung yang Memuntahkan Magma
Karena
magma atau lelehan batu, terdapat cairan di bawah kerak bumi yang sesekali
dapat keluar melalui retakan kerak bumi dan meletus dengan kencang. Kejadian
menakutkan ini disebut letusan gunung berapi.
Seringkali
bersamaan dengan ledakan dahsyat, gunung berapi memancarkan berton-ton debu dan
asap ke atmosfer. Letusan ini membentuk awan raksasa yang gelap di langit.
Selanjutnya magma mulai mengalir di muka bumi, menyapu hutan dan kota yang
dilaluinya.
Magma
yang mengalir dari dalam gunung berapi ke muka bumi disebut “lava”. Suatu
waktu, lava membeku di atas muka bumi dan menjadi batu. Sepanjang sejarah,
banyak kota hancur karena bencana ini. Misalnya, pada abad pertama Masehi,
ledakan gunung berapi telah menghancurkan kota Pompeii, sebuah kota makmur
sejahtera jaman Romawi, dari muka bumi. Kejadiannya sangat mengejutkan sehingga
orang-orang tewas tanpa sempat menyelamatkan diri. Lava dengan cepat mencapai
kota Pompeii dan menutup seluruh kota, menyebabkan seluruh penduduk kota tewas.
Tak
ada yang tersisa, penduduk Pompeii yang terkenal biadab serta durhaka pada
perintah Allah, hancur seketika. Kejadian atas mereka digambarkan dalam Al
Qur’an sebagai berikut:
…Kami
timpakan kepada mereka hujan batu dan kerikil; dan diantara mereka ada yang
ditimpa suara keras yag mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami
tenggelamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan … (Surat al-'Ankabut: 40)
Anak-anak
yang baik, ayat ini menandakan bahwa Allah memiliki kekuatan atas segala
sesuatu, Allah dapat menghancurkan segala sesuatu kapan pun Allah mau. Tak
seorang pun dapat selamat dari hukuman-Nya. Namun, Allah juga sangat mengasihi dan
Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya. Dalam keseluruhan buku ini, kita telah
menyaksikan bukti Kasih Sayang Allah yang tiada batas. Bahwa letusan gunung
berapi yang hanya terjadi sesekali merupakan Rahmat Allah juga, jika kita dapat
mengambil pelajaran darinya.
ATMOSFER
Anak-anakku,
pernahkah kamu perhatikan apa saja yang terdapat di langit ketika kamu
melihatnya? Tentu kamu semua ingin mengetahuinya. Sekarang ayo kita amati
langit tersebut!
Lapisan
udara yang mengelilingi bumi dinamakan “Atmosfer”. Atmosfer memiliki tujuh
lapisan. Setiap lapisan memiliki susunan gas-gas yang berbeda, semua berada
dalam keselarasan yang sempurna antara satu dengan lainnya.
Dalam
Al Qur’an Allah menyatakan bahwa Dia menyusun langit dalam tujuh lapisan.
dan
Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa … (Surah Fushilat: 12)
Kata
“samaa” yang dipakai dalam beberapa ayat Al Qur’an juga diartikan sebagai
“langit”. Ia juga dianggap mengacu pada lapisan ruang angkasa seperti halnya
pada langit bumi. Jika makna digunakan makna yang kedua, maka ayat tersebut
menyatakan bahwa Atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Tentu saja, ayat ini
dapat memiliki makna lain, menariknya adalah ketika kita mempelajari langit,
kita temukan bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan:
- Troposphere: merupakan lapisan
terdekat dengan permukaan bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi tergantung
pada iklim. Semakin tinggi dari permukaan maka suhunya akan semakin turun, pada
ketinggian maksimal suhunya antara -51°C (-60°F) dan -79°C (-110°F).
- Stratosfer: merupakan lapisan
di atas troposfer. Semakin ke atas suhupun akan meningkat.
- Mesosfer: lapisan di atas stratosfer.
Disini suhu udara turun hingga mencapai -73°C (-100°F).
- Thermosfer: merupakan lapisan di atas
Mesosphere. Suhunya meningkat dengan perlahan. Perbedaan suhu antara malam dan
siang hari lebih dari 100°C (212°F).
-
Exosfer: lapisan yang dimulai dari ketinggian 500 kilometer (310 mil) diatas
muka bumi.
-
Ionosfer: gas dalam wilayah ini ditemukan dalam bentuk ion. Gas-gas yang
terionisasi inilah yang menjadi nama dari lapisan ini.
-
Magnetosfer: Karena medan magnetik bumi
terdapat pada lapisan ini, maka ia dinamai Magnetosfer. Lapisan ini, berfungsi
seperti perisai dan terletak antara 3,000 sampai 30,000 kilometer (1,850 sampai
18,500 mil) diatas permukaan bumi. Seperti penjelasan sebelumnya, wilayah ini,
yang melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari antariksa, disebut Sabuk
Van Allen.
Untuk
memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya Atmosfer bagi kita, ayo
kita lihat planet-planet lain. Anggaplah sekarang kita berada di Merkurius.
Planet tersebut tidak memiliki atmosfer. Bagaimanapun, Atmosfer sangat penting
artinya bagi kita. Hingga sejauh ini, kita telah menyampaikan pentingnya
gas-gas dalam Atmosfer, seperti oksigen, atau sifat Atmosfer yang melindungi
bumi. Namun, ternyata bobot Atmosfer juga sangat penting bagi kehidupan
manusia.
Atmosfer
terbuat dari udara yang ringan.
Hal
ini tidak berarti bahwa Atmosfer tidak berbobot. Sebenarnya, lapisan-lapisan
udara yang tebalnya berkilo-kilo meter di atas kita ini sangatlah berat.
Menurut
penelitian, Atmosfer menekan setiap orang hingga berton-ton beratnya. Hal ini
dinamakan “tekanan udara”. Sekarang mungkin kamu akan bertanya, ”Terus,
bagaimana bisa kita tidak terhimpit?” Kita tidak terhimpit olehnya karena tubuh
kita memiliki kekuatan untuk menahan bobot Atmosfer. Kita tak akan berfungsi
bahkan tak akan ada dalam lingkungan yang memiliki tekanan udara lebih rendah.
Itulah mengapa, tanpa tekanan ini, darah yang bersirkulasi dengan cepat dalam
tubuh kita akan berusaha menekan dengan hebat pembuluh darah kita. Tanpa
keseimbangan oleh tekanan atmospheric ini, pembuluh darah kita akan pecah
karena tekanan darah yang tinggi.
Karena
itulah, manusia tidak mungkin hidup di lingkunganseperti yang terdapat di
planet Merkurius, yang tak memiliki Atmosfer.
Planet
Venus memiliki atmosfer. Karena tekanan di atas Venus 90 kali lebih besar
daripada tekanan Atmosfer bumi, maka ia tidak akan sesuai untuk kehidupan
manusia. Dengan demikian, kita mengerti bahwa tak satu pun kehidupan ada di
planet Venus karena dengan tekanan udara yang besar sekali semua makhluk hidup
akan musnah.
Mari
kita ingat kembali hal penting yang sudah kita ketahui: Atmosfer sangat penting
untuk kehidupan di bumi. Atmosfer sangat banyak manfaatnya, salah satunya telah
dijelaskan di atas. Coba diingat, satu diantara adalah arti penting gas yang
membentuk Atmosfer bagi kehidupan manusia. Jika Atmosfer tidak ada, makhluk
hidup tak akan dapat bernapas, sehingga tak akan ada kehidupan di atas bumi.
Fungsi
Atmosfer yang lain adalah melindungi bumi kita dari serangan yang berasal dari
luar angkasa, misalnya meteor. Atmosfer mencegah meteor jatuh menimpa bumi, dan
menimbukan bahaya.
Atmosfer
juga menghalangi radiasi berbahaya dari ruang angkasa. Dengan Atmosfer ini,
hanya 7 % radiasi berbahaya yang dapat sampai di bumi. Di sini terdapat satu
hal yang layak kita perhatikan: Radiasi yang mampu menyokong kehidupan di muka
bumi hanyalah radiasi yang diterima oleh bumi. Dan ingatlah, bahwa jarak bumi
dan matahari adalah tepat, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
Anak-anak
yang baik, dapatkah Atmosfer yang sangat penting bagi kehidupan kita, terbentuk
dengan sendirinya secara kebetulan?
Perumpamaan
berikut ini akan menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi: pikirkanlah
sebuah kue manis yang lezat. Siapa yang memberi kue-kue ini rasa yang lezat?
Tak diragukan, kue-kue ini begitu lezat karena ibumu menambahkan sejumlah
bumbu-bumbu dalam tepung, membuat adonan dengan tepat, dan memanggangnya pada
suhu yang tepat pula. Akankah kamu percaya jika ada orang yang mengatakan,
“Kamu tak usah meminta ibumu membuat kue lezat itu, kue-kue itu dapat terbentuk
dengan sendirinya”? Tentu saja kamu mengatakan itu adalah bohong besar. Jadi,
dapatkah Atmosfer yang menyelimuti bumi ini muncul sendiri? Kita telah tahu
bahwa hal ini mustahil terjadi.
Setiap
orang yang mengetahui semua ini mungkin akan berkata seperti berikut, ketika
menatap langit, “Jika Allah tidak menciptakan Atmosfer, tak akan mungkin kita
hidup di dunia. “ Atau, ia akan berpikir sendiri, “Allah adalah kekuatan yang
Agung. Jika tuhan kita tidak menjaga bumi ini, meteor-meteor raksasa akan
menimpa bumi dan menghancurkannya.” Kamu dapat merenungkan segala informasi
yang kamu pelajari dengan cara yang sama. Yang demikian itu akan menjadi jalan
untuk menunjukkan kebesaran Allah.
Atmosfer yang Tepat Untuk Hidup
Atmosfer
bumi juga dilengkapi dengan berbagai sifat yang penting untuk kehidupan. Mari
kita gambarkan struktur khusus yang dimiliki Atmosfer kita.
Atmosfer
terdiri atas 77% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% karbon dioksida, argon, dan
gas-gas lainnya. Sekarang kita cermati oksigen terlebih dahulu.
Oksigen
sangatlah penting bagi kehidupan, selama energi yang diperlukan untuk hidup didapat
melalui proses kimiawi yang melibatkan oksigen dalam jumlah tertentu. Itulah
mengapa kita selalu memerlukan oksigen, dan bernafas adalah untuk mengambil
oksigen yang dibutuhkan.
Jumlah
oksigen dalam Atmosfer sangat tepat. Jika jumlahnya menjadi 22% dari yang
seharusnya yaitu 21%, satu kilatan petir saja sudah cukup untuk membakar
seluruh hutan. Jika jumlahnya menjadi 25%, api yang besar akan membakar bumi,
karena oksigen adalah gas yang mudah terbakar.
Pertanyaan
berikut ini barangkali ada dalam pikiranmu: apa jadinya jika semua oksigen di
Atmosfer habis? Dengan tingkat polusi yang tinggi dalam seabad terakhir, hal
ini belum menjadi ancaman, karena lebih dari 80% oksigen diproduksi
terus-menerus di atas bumi oleh organisme mikroskopis di lautan. Bahkan, jika
seluruh hutan habis, akan masih ada oksigen di Atmosfer.
Suatu
sistem yang sempurna telah memelihara kandungan oksigen di Atmosfer. Hal ini
dinamakan sistem daur ulang. Binatang dan manusia menggunakan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida. Sedangkan tumbuh-tumbuhan, menyerap karbon
dioksida serta mengeluarkan oksigen. Mereka memelihara keberlangsungan hidup
dengan mengubah kembali karbon dioksida menjadi oksigen. Setiap hari, milyaran
ton oksigen dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan dilepaskan ke Atmosfer.
Satu
hal penting disebutkan di sini. Mengapa hanya tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan
oksigen? Tidakkah hidup akan lebih mudah jika semua makhluk hidup menghasilkan
oksigen sendiri?
Hal
itu tidak benar! Hidup tidak akan lebih mudah. Bahkan sebaliknya, jika binatang
dan manusia juga menghasilkan oksigen, jumlah oksigen akan meningkat, sehingga
Atmosfer akan mudah terbakar dalam sekejap. Akibatnya, percikan api kecil saja
dapat menyebabkan kebakaran yang besar.
Lain
halnya, jika semua makhluk hidup, juga tumbuh-tumbuhan menghasilkan karbon
dioksida, oksigen dalam Atmosfer akan dengan cepat menipis, maka makhluk hidup
akan mati sesak, karena bila ini terjadi maka tidak akan ada oksigen untuk
bernapas.
Anak-anakku, sebagaimana kamu lihat, selain melindungi
kita, Atmosfer juga menyediakan oksigen bagi kita untuk bernapas. Allah telah
menciptakan sistem yang saling berkaitan untuk menjaga kestabilan jumlah
oksigen. Adalah Allah, yang telah menciptakan berbagai keseimbangan yang rumit.
Sangat mudah bagi Allah untuk melakukannya.
Ingatlah
selalu bahwa setiap kemudahan dalam hirupan nafas, adalah alasan untuk
bersyukur kepada Allah. Karena, jika Allah tidak melakukannya, maka tak akan
ada Atmosfer, dan juga tak ada oksigen.
Awan yang Bergantungan
Ketika
kita menatap langit, kita lihat ada awan kelabu atau awan putih, yang nampak
seperti gumpalan kapas. Kadang-kadang kita berpikir awan-awan itu mirip dengan
benda-benda lain, bukan? Pernahkah kamu berpikir bagaimana awan menjadi ada? Kini,
mari kita lihat bagaimana awan bisa terjadi?
Setiap
hari, panas matahari menyebabkan air di muka bumi menguap. Di udara bentuk air
seperti ini disebuat “uap air”. Semakin kebawah udara semakin hangat. Suhu
udara meningkat, dan dalam perjalannya udara membawa uap air ke atas. Pada
ketinggian tertentu, uap air dalam udara yang panas bercampur dengan udara yang
dingin, dan berubah menjadi butiran-butiran air dan membentuk awan.
Air
yang menguap dari laut yang kaya akan garam dan danau yang kaya akan mineral
membawa partikel-partikel garam ke daerah yang lebih tinggi. Partikel garam
sangat kecil, sehingga tidak nampak oleh mata telanjang. Angin yang membawa
titik-titik air mengumpulkan 27 juta ton garam setiap harinya ke Atmosfer.
Garam-garam ini membentuk pusat gugusan hujan.
Awan
nampak seperti kapas dari bumi. Mungkin karenanya kamu berpikir ia tidaklah
seberapa berat. Namun, ketika butir-butir hujan jatuh ke bumi, lihatlah
berton-ton air turun ke tanah. Awan hujan rata-rata terdiri atas 300,000 ton
air. (satu ton sama dengan 1000 kilogram, atau 2,200 pound. 300,000 ton adalah
300 juta kilogram atau 660 juta pound). 300,000 ton bergantung di udara.
Allah
menurunkan hujan dari awan raksasa ini untuk memberi kehidupan bagi bumi.
Dengan demikian setiap sudut bumi dapat menerima cukup air. Dalam Al Qur’an,
Allah telah memberitahukan bagaimana awan menyebabkan hujan:
Tidakkah
kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya … (Surat an-Nur: 43)
Selain
itu, Allah juga menggambarkan pada kita betapa jernih air yang Allah turunkan
dari langit:
…dan
Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Surat al-Furqan: 48)
Sebagaimana
dijelaskan dalam ayat di atas, hujan yang turun dari langit murni dan bersih.
Ia juga mengandung sejumlah kecil garam dan mineral-mineral. Hal ini sungguh
merupakan rahmat dari Allah, karena tanah menerima garam dan mineral yang ia
perlukan dari air hujan. Jika air yang menguap dari lautan mengandung garam
dengan jumlah yang lebih tinggi, kemudian ketika ia jatuh ke tanah dalam bentuk
hujan akan sangat berbahaya bagi kehidupan di atas planet ini. Jika air hujan
sangat asin (mengandung garam lebih banyak) ia akan membuat layu tanah dan
tumbuh-tumbuhan, yang akan menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup. Pendek
kata, kehidupan di atas bumi akan berakhir. Namun, hal ini tak pernah terjadi,
karena Allah sangat sayang kepada umat manusia. Hal ini diberitakan dalam Al
Qur’an:
Maka terangkanlah pada-Ku tentang air yang kamu minum.
Kamukah yang menurunkannya dari awan, ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau
Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak
bersyukur? (Surat al-Waqi'a: 68-70)
Penjelasan
dalam ayat di atas membuat hal ini makin jelas, bahwa Allah secara khusus
menciptakan segala sesuatu di muka bumi sesuai dengan kehidupan manusia.
Anak-anakku,
seperti yang telah kamu ketahui, kita tidak memiliki kekuatan apa pun atas
segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup kita. Kecuali Allah
menginginkannya, kita tak akan dapat hidup di bumi ini. Karenanya, setiap saat
kita harus ingat bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan kita harus
selalu bersyukur kepada-Nya.
Kita
telah mempelajari menguapnya air di bumi, bagaimana awan terbentuk dan menjadi
hujan. Sekarang, bagaimana kalau kita mempelajari bagaimana hujan turun ke bumi
sesuai dengan ukurannya?
UKURAN AIR HUJAN
Hujan
turun ke bumi dalam jumlah tertentu. Jumlah ini hanya diketahui dengan
penelitian mutakhir. Perhitungan menyebutkan bahwa 16 juta ton air menguap
setiap dua detik. Dalam satu tahun, jumlah ini menjadi 505 trilyun ton. Sekali
lagi, setiap tahun, 505 trilyun ton hujan jatuh ke bumi. Karena hujan memiliki
siklus, maka jumlah ini selalu sama dari tahun ke tahun. Fakta ini, yang baru
saja di temukan oleh ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an 1,400 abad yang
lalu:
Dan
Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) (Surat az-Zukhruf: 11)
Anak-anakku
sayang! Menaruik sekali ketika tahu bahwa Allah menentukan jumlah air yang ia
turunkan dari langit, sebagaimana hasil penemuan bahwa jumlah itu selalu sama
setiap tahun. Di sini, hubungannya nampak jelas.
Penguapan
dan kondensasi dari seluruh jumlah air yang disebutkan di atas, yang dinamakan
“siklus air”, memelihara kesinambungan hidup di muka bumi. Pemeliharaan takaran
ini secara buatan/tiruan adalah mustahil, meskipun semua teknologi mutakhir
dikerahkan untuk itu.
Perubahan
sedikit saja dalam siklus air akan menyebabkan ketidakstabilan di alam dalam
waktu singkat, yang berarti akhir dari kehidupan. Bagaimana pun, hal itu tak
akan pernah terjadi; permukaan bumi selalu menerima hujan dalam jumlah yang
sama. Allah “menurunkan hujan dari langit menurut kadar yang diperlukan …”
Kamu
kini harus mengerti bahwa Allah mengendalikan jumlah air hujan yang harus
turun. Sebaliknya, bagaimana mungkin jumlah air hujan yang sama turun ke bumi
sepanjang tahun? Hal ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Allah adalah Tuhan semesta alam, dan
segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.
Kini
kita akan memperhatikan hal yang sangat menarik, yaitu pelangi.
Pelangi yang Berwarna-warni
Tentu
kamu pernah melihat pelangi paling tidak sekali dalam hidupmu. Jika belum,
mungkin pernah melihat gambar pelangi di buku atau televisi. Pelangi sangat
mengagumkan, karena warna dan bentuknya yang mempesona. Pernahkah kamu berpikir
bagaimana ia muncul? Jika belum, kami akan menjelaskannya padamu.
Pelangi
kadang-kadang muncul ketika matahari menampakkan diri setelah hujan. Ada sebuah
pita melelngkung terdiri atas tujuh warna. Pelangi nampak seperti mahkota dan
sangat mengesankan.
Pelangi
sebenarnya adalah tipuan cahaya. Ia merupakan warna dasar sinar matahari.
Sesungguhnya, warna sinar matahari terdiri dari banyak warna. Warna-warna yang
berasal dari matahari ini dinamakan spektrum. Warna dasar spektrum ini yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna putih sinar matahari
terjadi jika ketujuh warna ini bercampur. Ketika sinar matahari melalui
sekumpulan air hujan, warna-warna pembentuknya muncul. Hal ini karena air
membiaskan atau memisah warna didalam sinar. Warna-warna tersebut dipisahkan
oleh sekumpulan air hujan pada sudut yang berbeda.
Apakah
hal ini nampak rumit? Jika demikian, ambillah sebuah gelas kristal, dan
sorotkan cahaya yang kuat melaluinya. Di sini, gelas diumpamakan sebagai hujan.
Lihatlah, ketika gelas dilalui sebuah cahaya kuat, nampak pelangi kecil di
dinding.
Ketika
kita membicarakan pelangi, kita selalu melihatnya berbentuk setengah lingkaran.
Bagaimanapun, hal itu tidak benar, karena pelangi sesungguhnya berbentuk
lingkaran. Namun, tidak mungkin mengamati keseluruhan lingkaran ini dari darat.
Karena itulah, kita selalu melihat pelangi setengah lingkaran. Hanya dari
pesawat udara kita dapat melihat pelangi sebagai suatu lingkaran.
Pusat
lingkaran pelangi selalu berlawanan dengan matahari. Ketika matahari meninggi,
pelangi pun bergerak meninggi untuk menyamakan ketinggian matahari.
Tuhan
kita menciptakan pelangi berwarna-warni dan mempesona secara khusus agar kita
mendapatkan kesenangan dari keindahan Bumi, dan merenungkan kekuatan dan
kekayaan-Nya. Allah memiliki kekuatan untuk menciptakan keindahan yang tiada
ternilai. Karena itu, hal itu tidak mengejutkan kita tetapi semakin membuat
kita menghormati Allah dengan lebih baik dan makin bersyukur kepada-Nya.
Kini,
kita akan memusatkan perhatian pada pesona lainnya. Sekarang, kita akan
mencermati sebuah benda langit kecil, bulan, yang cantiknya mengagumkan di kala
malam hari.
Bulan yang Menerangi Gelapnya Malam
Bulan
menyerupai batu bundar yang sangat besar dan berputar mengelilingi bumi. Pada
malam hari, saat langit tak berawan, bulan bercahaya terang benderang di puncak
kegelapan. Bulan bukanlah sumber cahaya yang sesungguhnya. Bulan memantulkan
cahaya matahari seperti cermin. Sifat bulan yang seperti ini disebutkan dalam
Al Qur’an:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan
bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya
(Surat al-Furqan: 61)
Kita
selalu melihat sisi yang sama pada bulan karena bulan berotasi terhadap dirinya
sendiri dan terhadap bumi setiap dua puluh sembilan hari. Karena periode rotasi
keduanya sama, maka kita melihat permukaan bulan yang sama.
Ketika
kita menatap langit di malam hari, bulan kadang-kadang nampak bundar penuh,
kadang-kadang berbentuk setengan lingkaran. Karena bulan berotasi mengelilingi
bumi, permukaan yang bercahaya bentuknya berbeda-beda.
Bumi dan bulan saling tarik-menarik, namun gaya gravitasi bumi enam kali
lebih besar daripada bulan. Walaupun demikian, gravitasi bulan mempengaruhi
bumi, dan menyebabkan air laut mengalami pasang surut. Perubahan yang teratur
terjadi pada ketinggian permukaan air laut. Jika gaya tarik gravitasi bulan
lebih kuat, ketinggian air akan meningkat dan menurun perlahan-lahan. Dengan
demikian, daerah pantai lautan dan samudera akan tergenangi air secara teratur.
Namun,
selama pasang, air selalu naik sampai tingkat tertentu karena Allahkita telah “menyetel”
gaya gravitasi bulan dan bumi sedemikian rupa untuk melindungi kita dari
bencana.
SIANG-MALAM dan MUSIM-MUSIM
Selama
berotasi pada sumbunya, bumi agak miring terhadap orbitnya. Inilah yang
menyebabkan terjadinya empat musim: musim semi, panas, gugur, dan musim dingin.
Jika
Allah berkehendak, bisa saja bumi kita lurus terhadap orbitnya. Dan tak akan
ada musim. Suhu udara akan sama di seluruh penjuru bumi. Mulai dari makanan
yang kita makan hingga udara yang kita hirup, gaya hidup serta lingkungan kita,
semuanya akan berubah.
Anak-anak,
pernahkah kamu berpikir mengapa ada siang dan malam? Ruang angkasa benar-benar
gelap. Namun bumi, yang juga berada di ruang angkasa, memiliki perubahan siang
dan malam. Di pagi hari, kita bangun untuk menyongsong cahaya matahari, tapi
ketika malam datang, hari menjadi gelap. Baiklah, bagaimana kamu berpikir bumi
kita menjadi terang di pagi hari.
Seperti
halnya bumi kita yang bergerak sepanjang orbitnya, ia juga berputar terhadap
dirinya sendiri. Karena semua putaran itu maka sisi yang menghadap matahari
menjadi terang.
Tidak
seperti bumi kita, Uranus berotasi terhadap sisinya, seolah-olah planet
tersebut “terjatuh”. Hal ini menyebabkan planet tersebut “menggelinding”
mengelilingi matahari seperti sebuah bejana. Garis Khatulistiwa Uranus
kemiringannya mencapai 980 terhadap orbitnya, sehingga kutubnya
hampir menghadap ke matahari selama separuh orbitnya. Uranus memerlukan waktu
84 tahun bumi untuk mengitari matahari! Karena itu, selama beberapa tahun pada
suatu waktu, tiap kutub terus menerus menerima cahaya matahari atau
terus-menerus dalam gelap.
Apa
jadinya jika salah satu sisi bumi selalu siang dan sisi yang lain selalu malam?
Jika terjadi demikian, orang tidak akan memiliki waktu khusus untuk tidur. Setiap
orang akan tidur atau terjaga pada waktu yang benar-benar berbeda. Akan ada
“kebingungan” luar biasa dalam hubungan antar manusia.
Marilah
kita bayangkan jika kita hanya memiliki siang hari: dapatkah kita tidur
nyenyak? Di samping itu, kita tak akan pernah melihat bulan dan bintang-bintang
yang hanya nampak di kegelapan malam.
Kemungkinan
lain, apa yang terjadi bila kita selalu dalam gelap? Yang pertama, kita tidak
akan pernah bisa melihat matahari, langit biru, atau hal-hal indah lainnya yang
hanya bisa kita saksikan pada siang hari. Tak seorang pun tahu akan menjadi
bagaimana jam tidur dan jadwal sekolah kita. Kita akan pergi ke sekolah dalam
kegelapan malam dan istirahat dalam gelap pula.
Dan
yang lebih penting adalah tumbuh-tumbuhan yang butuh siang dan malam untuk
hidup akan hilang dengan segera. Alhasil, hal ini berarti berakhirlah
kehidupan.
Walau
demikian, Tuhan kita telah menciptakan malam dan siang hari untuk mempermudah
hidup kita. Dengan menciptakan malam dan siang hari, Dia telah menjadikan hidup
kita teratur. Alasan diciptakannya malam dan siang dinyatakan dalam Al Qur’an
sebagai berikut:
Dialah
yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Surat al-Furqan: 47)
Perhatikanlah
bahwa setiap hari penemuan baru selalu dibuat. Akan tetapi, tak satu pun dari
hal-hal tadi yang tidak diawali oleh sesuatu: itu semua diilhami oleh benda dan
makhluk yang telah ada di alam sebelumnya. Penemuan yang mana yang dapat
membuat bumi berotasi terhadap dirinya dan menyebabkan terjadinya siang dan
malam? Tak satu pun, bukan? Hanya Tuhan, Sang Pencipta langit, bumi beserta
segala sesuatu diantara keduanya yang menyempurnakannya.
Camkan
selalu dalam pikiranmu bahwa hanya Allah yang menciptakan malam dan siang. Dia
dengan mudah dapat merubahnya. Dan hidup kita akan berada dalam kekacauan. Lagi
pula, kita tidak akan membahas hal ini lebih lanjut. Dalam Al Qur’an, Allah
memberitakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia dapat dengan mudah memperpanjang
malam atau siang hari.
…Jika
Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah
Tuhan selain Allah yang mendatangkan sinar terang kepadamu?... (Surat al-Qasas: 71)
…Jika
Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah
tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat
padanya?... (Surat
al-Qasas: 72)
Ayat
ini menjelaskan bahwa baik malam maupun siang tidak akan pernah terjadi tanpa
kehendak Allah. Alam semesta ini dan segala sesuatu di dalamnya adalah
kepunyaan Allah, Sang Pencipta.
Anak-anak
yang baik, janganlah lupakan bahwa Allah yang Maha Perkasa telah menciptakan
kamu dengan segala sesuatu yang dapat kamu ketahui dan bayangkan.
Kesimpulan
Anak-anakku
sayang, ini adalah akhir perjalanan kita menjelajahi ruang angkasa. Selama
perjalanan, kamu menyaksikan keajaiban penciptaan alam semesta dan melihat
bahwa dengan kesimbangan yang dimilikinya, bumi menjadi planet yang khusus
diciptakan untuk kita di alam semesta. Sekarang, secara singkat mari kita
tinjau kembali apa yang telah kita bahas dalam buku ini. Bumi kita terletak di
ruang angkasa yang tenang, dingin, dan tidak ada kehidupan. Jika kita
bandingkan alam semesta dengan sebuah gurun pasir yang sangat luas dan terpencil,
maka tidak berlebihan untuk mengumpamakan bumi kita sebagai sebuah istana di
gurun pasir ini. Istana ini melindungi kita dari badai gurun pasir dan panas
menyengat, dan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan. Seperti halnya
istana di gurun pasir, bumi adalah istana di antariksa. Seperti layaknya
pesawat ruang angkasa yang berjalan mengarungi antariksa, ia melindungi kita
dari benturan dengan bahaya di ruang angkasa. Di sini, terdapat banyak sekali
hal: air, udara, dan segala sesuatu yang kita butuhkan. Sebuah istana tak
mungkin terjadi dengan sendirinya secara spontan. Hal ini juga berlaku pada
planet kita. Adalah nyata bahwasannya bumi merupakan sebuah pertanda penciptaan
yang agung.
Dan
lagi, jutaan kesetimbangan yang rumit, selain dari yang telah kamu pelajari
dalam buku ini, ada di alam semesta. Apa yang telah kita lihat di sini
sebenarnya membuktikan bahwa alam semesta atau pun bumi tidak terjadi melalui
rangkaian aneka kebetulan yang bertahap.
Sekali
lagi, semua ini memperlihatkan kenyataan. Allah, Pemilik Kekuatan yang tak
terbatas dan Yang Maha Kuasa, telah menciptakan alam semesta, bintang, planet,
gunung dan laut dengan sempurna, serta menghidupkan manusia dan makhluk
lainnya. Ciptaan Allah yang sempurna ini digambarkan dalam Al Qur’an:
Apakah
kamu yang lebih sulit penciptaannya, ataukah langit? Allah telah membinanya.
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (semua
itu) kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Surat an-Nazi'at: 27-33)
Anak-anak
yang baik! Camkan selalu dalam pikiranmu bahwa Allah menciptakan kamu dengan
segala yang kamu miliki. Semuanya adalah berkah dari Allah. Sadarilah kenyataan
ini, sadarilah akan rahmat Allah yang ada padamu, dan bersyukurlah pada Allah
atas itu semua.
Mereka menjawab, “Maha Suci
Kamu,
tidak ada yang kami ketahui
selain apa yang telah Kamu ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Kamulah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Surat al-Baqara: 32)